Minggu, 04 November 2012

PERAN PENTING KELUARGA TERHADAP PERKEMBANGAN BUDAYA SAAT INI


Nama : Syifa Wati
Kelas : 1EA04
NPM : 17212273

Tema :

Hubungan manusia dan cinta kasih di dalam kaitannya dengan keadaan budaya ekonomi zaman sekarang

Judul :

            PERAN PENTING KELUARGA TERHADAP PERKEMBANGAN BUDAYA SAAT INI


Keluarga (bahasa Sanskerta: "kulawarga"; "ras" dan "warga" yang berarti "anggota") adalah lingkungan yang terdapat beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah.
Keluarga sebagai kelompok sosial terdiri dari sejumlah individu, memiliki hubungan antar individu, terdapat ikatan, kewajiban, tanggung jawab di antara individu tersebut.
Keluarga sebagai institusi pertama dan utama dalam pembentukan karakter dan kepribadian anak memegang peranan penting dalam internalisasi kebudayaan asli Indonesia dalam dirinya. Dalam hal ini, orang tua sebagai primary caregiver harus mampu menjalankan fungsi dan peranannya semaksimal mungkin. Sebagai agen sosialisasi, orangtua berperanan penting dalam mengembangkan anak dan memiliki identitasnya melalui racial socialization (Hughes, 2003). Brooks (2001) menyatakan bahwa orang tua harus berperan sebagai buffer antara anak dan lingkungan. Sebagai buffer antara anak dan lingkungan, hal yang dapat dilakukan oleh orang tua adalah dengan mengajarkan nilai dari budaya mereka kepada anak, mengajarkan nilai dari budaya yang umum berlaku pada masyarakat, dan mengajarkan realitas sebagai anggota ras/suku tertentu dan bagaimana mengatasi perbedaan dengan realitas yang ada sehingga diperoleh rasa bangga sebagai suatu suku bangsa bagi perkembangan anak sendiri.
Indonesia yang terbentang dari Sabang sampai Merauke menyebabkan kayanya budaya yang ada di Indonesia. Begitu juga dengan orang tua, orang tua yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia dapat menjadi aset yang penting dalam mengajarkan kebudayaan pada anak.
Orang tua yang berasal dari daerah yang berbeda tentunya memiliki kebudayaan yang berbeda, sehingga memang tak dapat dipungkiri jika kadangkala orang tua yang berasal dari kebudayaan yang berbeda memiliki perbadaan dalam hal kebiasaan dan cara mengasuh anak. Namun, hal tersebut bukanlah menjadi penghambat bagi orang tua dalam mengajarkan kebudayaan Indonesia pada anaknya. Justru sebaliknya, orang tua yang berasal dari kebudayaan yang berbeda dapat mengajarkan pada anak lebih banyak ragam budaya yang ada, sehingga anak memiliki referensi lebih banyak tentang kebudayaan yang ada di Indonesia.
Dalam hal mengasuh dan mengajarkan kebudayaan Indonesia serta memasukkan nilai-nilai budaya yang ada pada anak, orang tua harus menyamakan persepsi terlebih dahulu sehingga nantinya dapat meminimalisir kebingungan pada anak dalam mempelajari kebudayaan yang satu dengan yang lainnya. Selain itu, orang tua juga harus menggunakan metode pengasuhan yang bersifat universal, yaitu tidak memihak pada salah satu kebudayaan tertentu, dan mengutamakan kebaikan yang bersifat universal. Hal lainnya yang penting juga dilakukan oleh orang tua adalah menutupi kekurangan yang ada pada satu kebudayaan, dan lebih mengutamakan hal-hal positif yang ada pada kebudayaan tersebut serta mengajarkan atau setidaknya memperkenalkan pada anak seluruh kesenian yang ada pada kebudayaan orang tuanya. Seperti yang diungkapkan oleh Don Antonio Ulloa dalam The Peopling of the Americas: Anglo Stereotypes and Native American Realities (1772) bahwa “orang Indian adalah orang Indian, jika Anda melihat seorang Indian, berarti Anda melihat semua orang Indian”, hal yang serupa seharusnya bisa terjadi di Indonesia jika orang tua mampu mengajarkan pada anak tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan kebudayaan Indonesia.

Bentuk kongkrit dari pengasuhan orang tua yang dapat menanamkan semua unsur kebudayaan yang ada pada anak-anak mereka adalah sebagai berikut:
 Menerapkan gaya pengasuhan yang demokratis
 Mendongeng pada anak sebelum tidur
 Mendengarkan musik daerah bersama-sama dengan anak
 Mengajarkan bagaimana cara memainkan alat musik tradisional
 Membuat suasana rumah (termasuk perabotan rumah) bernuansa kebudayaan yang ada di Indonesia
 Bertamasya ke tempat-tempat wisata yang sekaligus dapat memberikan pembelajaran pada anak tentang kebudayaan Indonesia (misalnya ke TMII, candi Borobudur, candi Prambanan)
 Memperkenalkan pada anak tentang keanekaragaman budaya Indonesia melalui buku
 Menggunakan internet bersama-sama untuk mencari informasi lebih lengkap tentang kebudayaan yang ada di Indonesia
 Mengenakan pakaian tradisional (batik, songket, kebaya) tidak haya pada acara-acara tertentu saja, namun juga dalam keseharian (bukankah batik saat ini telah diproduksi untuk beragam jenis pakaian).
Indonesia memiliki budaya yang sangat beragam. Keanekaragaman budaya yang ada di Indonesia merupakan suatu uniqueness capital bagi Indonesia. Namun, hal tersebut tidak akan ada artinya jika tidak dilestarikan oleh generasi penerus bangsa. Keluarga sebagai institusi pertama dan utama dalam pembentukan kepribadian dan karakter anak memegang peranan penting dalam internalisasi kebudayaan asli Indonesia dalam dirinya. Dalam mewujudkan hal tersebut, maka keluarga terutama orang tua harus menjalankan fungsi dan perannya semaksimal mungkin. Diharapkan dengan pengasuhan yang dilakukan oleh orang tua dan dukungan dari masyarakat dan pemerintah, kebudayaan Indonesia dapat terus eksis sampai kapanpun.
Di samping keluarga sebagai factor utama sebagai pembimbing anak-anaknya dalam mengenalkan tentang budaya di Indonesia , kelurga juga melakukannya dengan cinta dan kasih sayang kepada anak-anaknya , cinta dan kasih sayang perlu di terapkan karena dengan cara lembut dan lebih dekat dengan anak-anak, orang tua mampu bisa ebih baik menerapkan serta mengajarkan mengenai perkembangan budaya di Indonesia saat ini. Dan dengan adanya cinta dan kasih sayang anak-anak menjadi lebih paham serta lebih menerapkan lansung apa yang mereka tangkap dari pengajaran orang tua, khususnya.
Kondisi sosial budaya Indonesia saat ini adalah sebagai berikut :
1.Bahasa, sampai saat Indonesia masih konsisten dalam bahasa yaitu bahasa Indonesia. Sedangkan bahasa-bahasa daerah merupakan kekayaan plural yang dimiliki bangsa Indonesia sejak jaman nenek moyang kita. Bahasa asing (Inggris) belum terlihat popular dalam penggunaan sehari-hari, paling pada saat seminar, atau kegiatan ceramah formal diselingi denga bahasa Inggris sekedar untuk menyampaikan kepada audien kalau penceramah mengerti akan bahasa Inggris.
2.Sistem teknologi, perkembangan yang sangat menyolok adalah teknologi informatika. Dengan perkembangan teknologi ini tidak ada lagi batas waktu dan negara pada saat ini, apapun kejadiannya di satu negara dapat langsung dilihat di negara lain melalui televisi, internet atau sarana lain dalam bidang informatika.
3.Sistem mata pencarian hidup/ekonomi. Kondisi pereko-nomian Indonesia saat ini masih dalam situasi krisis, yang diakibatkan oleh tidak kuatnya fundamental ekonomi pada era orde baru. Kemajuan perekonomian pada waktu itu hanya merupakan fatamorgana, karena adanya utang jangka pendek dari investor asing yang menopang perekonomian Indonesia.
4.Organisasi Sosial. Bermunculannya organisasi sosial yang berkedok pada agama (FPI, JI, MMI, Organisasi Aliran Islam/Mahdi), Etnis (FBR, Laskar Melayu) dan Ras.
5.Sistem Pengetahuan. Dengan adanya LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) diharapkan perkembangan pengetahuan Indonesia akan terus berkembang sejalan dengan era globalisasi.
6.Religi. Munculnya aliran-aliran lain dari satu agama yang menurut pandangan umum bertentangan dengan agama aslinya. Misalnya : aliran Ahmadiyah, aliran yang berkembang di Sulawesi Tengah (Mahdi), NTB dan lain-lain.
7.Kesenian. Dominasi kesenian saat ini adalah seni suara dan seni akting (film, sinetron). Seni tari yang dulu hampir setiap hari dapat kita saksikan sekarang sudah mulai pudar, apalagi seni yang berbau kedaerahan. Kejayaan kembali wayang kulit pada tahun 1995 – 1996 yang dapat kita nikmati setiap malam minggu, sekarang sudah tidak ada lagi. Seni lawak model Srimulat sudah tergeser dengan model Extravagansa. Untuk kesenian nampaknya paling dinamis perkembangannya.
8.Sedang menghadapi suatu pergeseran-pergeseran atau \”Shirf\” budaya. Hal ini mungkin dapat difahami mengingat derasnya arus globalisasi yang membawa berbagai budaya baru serta ketidak mampuan kita dalam membendung serangan itu dan mempertahankan budaya dasar kita.
DAMPAK BAGI MASYARAKAT
Kebudayaan Indonesia adalah serangkaian gagasan dan pengetahuan yang telah diterima oleh masyarakat-masyarakat Indonesia (yang multietnis) itu sebagai pedoman bertingkahlaku dan menghasilkan produks-produk kebudayaan itu sendiri. Hanya persoalannya, ide-ide dan pengetahuan masyarakat-masyarakat Indonesia juga mengalami perubahan-perubahan, baik karena factor internal maupun eksternal.
Berikut dampak kebudayaan Indonesia bagi masyarakat, antara lain:
.Pengaruh Positif dapat berupa :
1.Peningkatan dalam bidang sistem teknologi, Ilmu Pengetahuan, dan ekonomi.
2.Terjadinya pergeseran struktur kekuasaan dari otokrasi menjadi oligarki.
3.Mempercepat terwujudnya pemerintahan yang demokratis dan masyarakat madani dalam skala global.
4.Tidak mengurangi ruang gerak pemerintah dalam kebijakan ekonomi guna mendukung pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
5.Tidak berseberangan dengan desentralisasi.
6.Bukan penyebab krisis ekonomi.
Pengaruh Negatif berupa :
1.Menimbulkan perubahan dalam gaya hidup, yang mengarah kepada masyarakat yang konsumtif komersial. Masyarakat akan minder apabila tidak menggunakan pakaian yang bermerk (merk terkenal).
2.Terjadinya kesenjangan budaya. Dengan munculnya dua kecenderungan yang kontradiktif. Kelompok yang mempertahankan tradisi dan sejarah sebagai sesuatu yang sakral dan penting (romantisme tradisi). Dan kelompok ke dua, yang melihat tradisi sebagai produk masa lalu yang hanya layak disimpan dalam etalase sejarah untuk dikenang (dekonstruksi tradisi/disconecting of culture).
3.Sebagai sarana kompetisi yang menghancurkan. Proses globalisasi tidak hanya memperlemah posisi negara melainka juga akan mengakibatkan kompetisi yang saling menghancurkan.
4.Sebagai pembunuh pekerjaan. Sebagai akibat kemajuan teknologi dan pengurangan biaya per unit produksi, maka output mengalami peningkatan drastis sedangkan jumlah pekerjaan berkurang secara tajam.
5.Sebagai imperialisme budaya. Proses globalisasi membawa serta budaya barat, serta kecenderungan melecehkan nilai-nilai budaya tradisional.
6.Globalisasi merupakan kompor bagi munculnya gerakan-gerakan neo-nasionalis dan fundamentalis.. Proses globalisasi yang ganas telah melahirkan sedikit pemenang dan banyak pecundang, baik pada level individu, perusahaan maupun negara. Negara-negara yang harga dirinya diinjak-injak oleh negara-negara adi kuasa maka proses globalisasi yang merugikan ini merupakan atmosfer yang subur bagi tumbuhnya gerakan-gerakan populisme, nasionalisme dan fundamentalisme.
7.Malu menggunakan budaya asli Indonesia karena telah maraknya budaya asing yang berada di wilayah Indonesia.
Tanggapan :
Hubungan manusia dan cinta kasih dengan keadaan budaya ekonomi saat ini sangat erat, disini contoh yang menjadi peran manusia adalah keluarga , keluarga sebagai factor utama bagi penerapan dan pembelajaran untuk anak-anaknya , orang tua mulai mengenalkan budaya sejak kecil kepada anak-anaknya , hubungannya erat , karena banyak sekali perkembangan yang terjadi pada buadaya kita saat ini , serta banyak terjadi dampak dan pengaruh negatifnya kepada masyarakat .

Saran :
Hubungan yang terjadi antara orang tua dan anaknya bisa menjadi lebih baik dalam hal mengenalkan serta melestarikan budaya yang ada di Indonesia , dengan cinta dan kasih sayang yang tulus dapat menjadikan situasi antara orang tua dan anak menjadi keluarga yang harmonis dalam menerapkan perkembangan budaya di Indonesia saat ini , serta menjauhkan dampak dan factor negative yang terjadi saat ini.
Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar