Nama : Syifa Wati
Kelas : 1EA04
NPM : 17212273
Tema :
Hubungan manusia dan cinta kasih di dalam kaitannya dengan keadaan
budaya ekonomi zaman sekarang
Judul :
PERAN
PENTING KELUARGA TERHADAP PERKEMBANGAN BUDAYA SAAT INI
Keluarga (bahasa Sanskerta: "kulawarga";
"ras" dan "warga" yang berarti "anggota") adalah
lingkungan yang terdapat beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah.
Keluarga sebagai kelompok sosial terdiri dari
sejumlah individu, memiliki hubungan antar
individu, terdapat ikatan, kewajiban, tanggung jawab di antara individu
tersebut.
Keluarga
sebagai institusi pertama dan utama dalam pembentukan karakter dan kepribadian
anak memegang peranan penting dalam internalisasi kebudayaan asli Indonesia
dalam dirinya. Dalam hal ini, orang tua sebagai primary caregiver
harus mampu menjalankan fungsi dan peranannya semaksimal mungkin. Sebagai agen
sosialisasi, orangtua berperanan penting dalam mengembangkan anak dan memiliki
identitasnya melalui racial socialization (Hughes, 2003). Brooks (2001) menyatakan bahwa
orang tua harus berperan sebagai buffer antara anak dan lingkungan.
Sebagai buffer antara anak dan lingkungan, hal yang dapat dilakukan
oleh orang tua adalah dengan mengajarkan nilai dari budaya mereka kepada anak,
mengajarkan nilai dari budaya yang umum berlaku pada masyarakat, dan
mengajarkan realitas sebagai anggota ras/suku tertentu dan bagaimana mengatasi
perbedaan dengan realitas yang ada sehingga diperoleh rasa bangga sebagai suatu
suku bangsa bagi perkembangan anak sendiri.
Indonesia
yang terbentang dari Sabang sampai Merauke menyebabkan kayanya budaya yang ada
di Indonesia.
Begitu juga dengan orang tua, orang tua yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia
dapat menjadi aset yang penting dalam mengajarkan kebudayaan pada anak.
Orang tua
yang berasal dari daerah yang berbeda tentunya memiliki kebudayaan yang
berbeda, sehingga memang tak dapat dipungkiri jika kadangkala orang tua yang
berasal dari kebudayaan yang berbeda memiliki perbadaan dalam hal kebiasaan dan
cara mengasuh anak. Namun, hal tersebut bukanlah menjadi penghambat bagi orang
tua dalam mengajarkan kebudayaan Indonesia
pada anaknya. Justru sebaliknya, orang tua yang berasal dari kebudayaan yang
berbeda dapat mengajarkan pada anak lebih banyak ragam budaya yang ada,
sehingga anak memiliki referensi lebih banyak tentang kebudayaan yang ada di Indonesia.
Dalam hal
mengasuh dan mengajarkan kebudayaan Indonesia
serta memasukkan nilai-nilai budaya yang ada pada anak, orang tua harus
menyamakan persepsi terlebih dahulu sehingga nantinya dapat meminimalisir
kebingungan pada anak dalam mempelajari kebudayaan yang satu dengan yang
lainnya. Selain itu, orang tua juga harus menggunakan metode pengasuhan yang
bersifat universal, yaitu tidak memihak pada salah satu kebudayaan tertentu,
dan mengutamakan kebaikan yang bersifat universal. Hal lainnya yang penting
juga dilakukan oleh orang tua adalah menutupi kekurangan yang ada pada satu
kebudayaan, dan lebih mengutamakan hal-hal positif yang ada pada kebudayaan
tersebut serta mengajarkan atau setidaknya memperkenalkan pada anak seluruh
kesenian yang ada pada kebudayaan orang tuanya. Seperti yang diungkapkan oleh
Don Antonio Ulloa dalam The Peopling of the Americas: Anglo
Stereotypes and Native American Realities (1772) bahwa
“orang Indian adalah orang Indian, jika Anda melihat seorang Indian, berarti
Anda melihat semua orang Indian”, hal yang serupa seharusnya bisa terjadi di
Indonesia jika orang tua mampu mengajarkan pada anak tentang segala sesuatu
yang berkaitan dengan kebudayaan Indonesia.
Bentuk kongkrit dari
pengasuhan orang tua yang dapat menanamkan semua unsur kebudayaan yang ada pada
anak-anak mereka adalah sebagai berikut:
Menerapkan gaya
pengasuhan yang demokratis
Mendongeng pada anak
sebelum tidur
Mendengarkan musik
daerah bersama-sama dengan anak
Mengajarkan bagaimana
cara memainkan alat musik tradisional
Membuat suasana rumah
(termasuk perabotan rumah) bernuansa kebudayaan yang ada di Indonesia
Bertamasya ke
tempat-tempat wisata yang sekaligus dapat memberikan pembelajaran pada anak
tentang kebudayaan Indonesia
(misalnya ke TMII, candi Borobudur, candi Prambanan)
Memperkenalkan pada
anak tentang keanekaragaman budaya Indonesia
melalui buku
Menggunakan internet
bersama-sama untuk mencari informasi lebih lengkap tentang kebudayaan yang ada
di Indonesia
Mengenakan pakaian tradisional (batik, songket,
kebaya) tidak haya pada acara-acara tertentu saja, namun juga dalam keseharian
(bukankah batik saat ini telah diproduksi untuk beragam jenis pakaian).
Indonesia
memiliki budaya yang sangat beragam. Keanekaragaman budaya yang ada di Indonesia
merupakan suatu uniqueness capital bagi Indonesia.
Namun, hal tersebut tidak akan ada artinya jika tidak dilestarikan oleh
generasi penerus bangsa. Keluarga sebagai institusi pertama dan utama dalam
pembentukan kepribadian dan karakter anak memegang peranan penting dalam
internalisasi kebudayaan asli Indonesia
dalam dirinya. Dalam mewujudkan hal tersebut, maka keluarga terutama orang tua
harus menjalankan fungsi dan perannya semaksimal mungkin. Diharapkan dengan
pengasuhan yang dilakukan oleh orang tua dan dukungan dari masyarakat dan
pemerintah, kebudayaan Indonesia
dapat terus eksis sampai kapanpun.
Di samping
keluarga sebagai factor utama sebagai pembimbing anak-anaknya dalam mengenalkan
tentang budaya di Indonesia , kelurga juga melakukannya dengan cinta dan kasih
sayang kepada anak-anaknya , cinta dan kasih sayang perlu di terapkan karena
dengan cara lembut dan lebih dekat dengan anak-anak, orang tua mampu bisa ebih
baik menerapkan serta mengajarkan mengenai perkembangan budaya di Indonesia
saat ini. Dan dengan adanya cinta dan kasih sayang anak-anak menjadi lebih
paham serta lebih menerapkan lansung apa yang mereka tangkap dari pengajaran
orang tua, khususnya.
Kondisi sosial budaya Indonesia
saat ini adalah sebagai berikut :
1.Bahasa, sampai saat Indonesia
masih konsisten dalam bahasa yaitu bahasa Indonesia.
Sedangkan bahasa-bahasa daerah merupakan kekayaan plural yang dimiliki bangsa Indonesia
sejak jaman nenek moyang kita. Bahasa asing (Inggris) belum terlihat popular
dalam penggunaan sehari-hari, paling pada saat seminar, atau kegiatan ceramah
formal diselingi denga bahasa Inggris sekedar untuk menyampaikan kepada audien
kalau penceramah mengerti akan bahasa Inggris.
2.Sistem teknologi, perkembangan yang sangat
menyolok adalah teknologi informatika. Dengan perkembangan teknologi ini tidak
ada lagi batas waktu dan negara pada saat ini, apapun kejadiannya di satu
negara dapat langsung dilihat di negara lain melalui televisi, internet atau
sarana lain dalam bidang informatika.
3.Sistem mata pencarian hidup/ekonomi. Kondisi
pereko-nomian Indonesia
saat ini masih dalam situasi krisis, yang diakibatkan oleh tidak kuatnya
fundamental ekonomi pada era orde baru. Kemajuan perekonomian pada waktu itu
hanya merupakan fatamorgana, karena adanya utang jangka pendek dari investor
asing yang menopang perekonomian Indonesia.
4.Organisasi Sosial. Bermunculannya organisasi
sosial yang berkedok pada agama (FPI, JI, MMI, Organisasi Aliran Islam/Mahdi),
Etnis (FBR, Laskar Melayu) dan Ras.
5.Sistem Pengetahuan. Dengan adanya LIPI (Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia)
diharapkan perkembangan pengetahuan Indonesia
akan terus berkembang sejalan dengan era globalisasi.
6.Religi. Munculnya aliran-aliran lain dari satu
agama yang menurut pandangan umum bertentangan dengan agama aslinya. Misalnya :
aliran Ahmadiyah, aliran yang berkembang di Sulawesi Tengah (Mahdi), NTB dan
lain-lain.
7.Kesenian. Dominasi kesenian saat ini adalah seni
suara dan seni akting (film, sinetron). Seni tari yang dulu hampir setiap hari
dapat kita saksikan sekarang sudah mulai pudar, apalagi seni yang berbau
kedaerahan. Kejayaan kembali wayang kulit pada tahun 1995 – 1996 yang dapat
kita nikmati setiap malam minggu, sekarang sudah tidak ada lagi. Seni lawak
model Srimulat sudah tergeser dengan model Extravagansa. Untuk kesenian
nampaknya paling dinamis perkembangannya.
8.Sedang menghadapi suatu pergeseran-pergeseran
atau \”Shirf\” budaya. Hal ini mungkin dapat difahami mengingat derasnya arus
globalisasi yang membawa berbagai budaya baru serta ketidak mampuan kita dalam
membendung serangan itu dan mempertahankan budaya dasar kita.
DAMPAK BAGI
MASYARAKAT
Kebudayaan Indonesia
adalah serangkaian gagasan dan pengetahuan yang telah diterima oleh
masyarakat-masyarakat Indonesia
(yang multietnis) itu sebagai pedoman bertingkahlaku dan menghasilkan
produks-produk kebudayaan itu sendiri. Hanya persoalannya, ide-ide dan
pengetahuan masyarakat-masyarakat Indonesia
juga mengalami perubahan-perubahan, baik karena factor internal maupun
eksternal.
Berikut dampak kebudayaan Indonesia
bagi masyarakat, antara lain:
.Pengaruh
Positif dapat berupa :
1.Peningkatan dalam bidang sistem teknologi, Ilmu
Pengetahuan, dan ekonomi.
2.Terjadinya pergeseran struktur kekuasaan dari
otokrasi menjadi oligarki.
3.Mempercepat terwujudnya pemerintahan yang
demokratis dan masyarakat madani dalam skala global.
4.Tidak mengurangi ruang gerak pemerintah dalam
kebijakan ekonomi guna mendukung pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
5.Tidak berseberangan dengan desentralisasi.
6.Bukan penyebab krisis ekonomi.
Pengaruh
Negatif berupa :
1.Menimbulkan perubahan dalam gaya
hidup, yang mengarah kepada masyarakat yang konsumtif komersial. Masyarakat
akan minder apabila tidak menggunakan pakaian yang bermerk (merk terkenal).
2.Terjadinya kesenjangan budaya. Dengan munculnya
dua kecenderungan yang kontradiktif. Kelompok yang mempertahankan tradisi dan
sejarah sebagai sesuatu yang sakral dan penting (romantisme tradisi). Dan
kelompok ke dua, yang melihat tradisi sebagai produk masa lalu yang hanya layak
disimpan dalam etalase sejarah untuk dikenang (dekonstruksi
tradisi/disconecting of culture).
3.Sebagai sarana kompetisi yang menghancurkan.
Proses globalisasi tidak hanya memperlemah posisi negara melainka juga akan
mengakibatkan kompetisi yang saling menghancurkan.
4.Sebagai pembunuh pekerjaan. Sebagai akibat
kemajuan teknologi dan pengurangan biaya per unit produksi, maka output
mengalami peningkatan drastis sedangkan jumlah pekerjaan berkurang secara
tajam.
5.Sebagai imperialisme budaya. Proses globalisasi
membawa serta budaya barat, serta kecenderungan melecehkan nilai-nilai budaya
tradisional.
6.Globalisasi merupakan kompor bagi munculnya
gerakan-gerakan neo-nasionalis dan fundamentalis.. Proses globalisasi yang
ganas telah melahirkan sedikit pemenang dan banyak pecundang, baik pada level
individu, perusahaan maupun negara. Negara-negara yang harga dirinya
diinjak-injak oleh negara-negara adi kuasa maka proses globalisasi yang
merugikan ini merupakan atmosfer yang subur bagi tumbuhnya gerakan-gerakan
populisme, nasionalisme dan fundamentalisme.
7.Malu menggunakan budaya asli Indonesia
karena telah maraknya budaya asing yang berada di wilayah Indonesia.
Tanggapan :
Hubungan manusia dan cinta kasih dengan keadaan
budaya ekonomi saat ini sangat erat, disini contoh yang menjadi peran manusia
adalah keluarga , keluarga sebagai factor utama bagi penerapan dan pembelajaran
untuk anak-anaknya , orang tua mulai mengenalkan budaya sejak kecil kepada
anak-anaknya , hubungannya erat , karena banyak sekali perkembangan yang
terjadi pada buadaya kita saat ini , serta banyak terjadi dampak dan pengaruh
negatifnya kepada masyarakat .
Saran :
Hubungan yang terjadi antara orang tua dan anaknya
bisa menjadi lebih baik dalam hal mengenalkan serta melestarikan budaya yang
ada di Indonesia , dengan cinta dan kasih sayang yang tulus dapat menjadikan
situasi antara orang tua dan anak menjadi keluarga yang harmonis dalam
menerapkan perkembangan budaya di Indonesia saat ini , serta menjauhkan dampak
dan factor negative yang terjadi saat ini.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar