Nama : Syifa Wati
Kelas : 1EA04
NPM : 17212273
Tema :
Hubungan manusia dan penderitaan di dalam menghadapi kehidupan dalam
ekonomi zaman sekarang
Judul :
KEMISKINAN MERUPAKAN SALAH SATU FAKTOR AK
IBAT KRISIS EKONOMI YANG HARUS DIHADAPI MASYARAKAT SAAT INI
Pengertian Kemiskinan
Secara
etimologis, kemiskinan berasal dari kata ”miskin” yangartinya tidak berharta
benda dan serba kekurangan. Departemen Sosial danBiro Pusat Statistik,
mendefinisikan kemiskinan dari perspektif kebutuhandasar. Kemiskinan sebagai
ketidakmampuan individu dalam memenuhikebutuhan dasar minimal untuk hidup layak
(Nurhadi, 2007: 13). Lebihlanjut Nurhadi (2007: 13) menyebutkan kemiskinan
merupakan sebuahkondisi yang berada di bawah garis nilai standar kebutuhan
minimum, baik untuk makanan dan non-makanan yang disebut garis
kemiskinan (povertyline)
atau batas kemiskinan
(povertytresshold)
Garis kemiskinanadalah sejumlah
rupiah yang diperlukan oleh setiap individu untuk dapatmembayar kebutuhan
makanan secara 2.100 kilo kalori per orang per haridan kebutuhan non-makanan
yang terdiri dari perumahan, pakaian,kesehatan, pendidikan, transportasi, serta
aneka barang dan jasa lainnya.
Faktor Penyebab
Kemiskinan
Pada umumnya di negara Indonesia penyebab-penyebab kemiskinan
adalahsebagai berikut:
Laju Pertumbuhan Penduduk.
Pertumbuhan penduduk Indonesia terus meningkatdi setiap 10 tahun
menurut hasil sensus penduduk. Menurut data Badan PusatStatistik (BPS) di tahun
1990 Indonesia memiliki 179 juta lebih penduduk.Kemudian di sensus penduduk
tahun 2000 penduduk meningkat sebesar 27 juta penduduk atau menjadi 206
juta jiwa. dapat diringkaskan pertambahan penduduk Indonesia persatuan
waktu adalah sebesar setiap tahun bertambah 2,04 juta orang pertahun
atau, 170 ribu orang perbulan atau 5.577 orang perhari atau 232 orang perjam atau 4 orang permenit. Banyaknya
jumlah penduduk ini membawaIndonesia menjadi negara ke-4 terbanyak penduduknya
setelah China, India danAmerika.Meningkatnya jumlah
penduduk membuat Indonesiasemakin terpuruk dengankeadaan ekonomi yang belum
mapan. Jumlah penduduk yang bekerja tidak sebanding dengan jumlah beban
ketergantungan. Penghasilan yang minim ditambahdengan banyaknya beban
ketergantungan yang harus ditanggung membuat penduduk hidup di bawah garis
kemiskinan.
Angkatan Kerja, Penduduk yang Bekerja dan Pengangguran.
Secara
garis besar penduduk suatu negara
dibagi menjadi dua yaitu tenaga kerja dan bukantenaga kerja. Yang tergolong
sebagi tenaga kerja ialah penduduk yang berumur didalam batas usia kerja.
Batasan usia kerja berbeda-beda disetiap negara yang satudengan yang lain.
Batas usia kerja yang dianut oleh Indonesia ialah minimum 10tahun tanpa batas umur maksimum. Jadi setiap orang atau semua penduduk
berumur 10 tahun tergolong
sebagai tenaga kerja. Sisanya merupakan bukan tenaga kerja yang selanjutnya
dapat dimasukan dalam katergori bebabn ketergantungan.Tenaga kerja (manpower ) dipilih pula kedalam dua kelompok yaitu
angkatan kerja(labor force) dan bukan angkatan kerja. Yang termasuk angkatan
kerja ialah tenagakerja atau penduduk dalam usia kerja yang bekerja atau
mempunyai pekerjaannamun untuk sementara tidak bekerja, dan yang mencari
pekerjaan. Seangkan yangtermasuk sebagai bukan angkatan kerja adalah tenaga
kerja dalam usia kerja yangtidak sedang bekerja, tidak mempunyai pekerjaan dan
tidak sedang mencari pekerjaan, yakni orang-orang yang kegiatannya
bersekolah, mengurus rumahtangga, serta orang yang menerima pendapatan tapi
bukan merupakan imbalanlangsung atas jasa kerjanya.Selanjutnya angkatan kerja
dibedakan pula menjadi dua subkelompok yaitu pekerjadan penganggur. Yang
dimaksud dengan pekerja adalah orang-orang yangmempunyai pekerjaan, mencakup
orang-orang yang mempunyai pekerjaan danmemang sedang bekerja maupun orang yang
memilki pekerjaan namun sedangtidak bekerja. Adapun yang dimaksud dengan
pengangguran adalah orang yangridak mempunyai pekerjaan, lengkapnya orang yang
tidak bekerja dan mencari pekerjaan. Pengangguran semacam ini oleh BPS
dikatergorikan sebgai pengangguran terbuka. (Dumairy, 1996)
Distribusi Pendapatan dan Pemerataan Pembangunan
.
Distribusi pendapatan nasional mencerminkan
merata atau timpangnya pembagianhasil pembangunan suatu negara di kalangan
penduduknya. Kriteriaketidakmerataan versi Bank Dunia didasarkan atas porsi
pendapatan nasional yangdinikmati oleh tiga lapisan penduduk, yakni 40%
penduduk berpendapatan rendah(penduduk miskin); 40% penduduk berpendapatan
menengah; serta 20% penduduk berpemdapatan tertinggi (penduduk
terkaya).
Dampak Kemiskinan
Dampak kemiskinan di Indonesia memunculkan berbagai penyakit pada kelompok risiko tinggi seperti ibu hamil, ibu menyusui, bayi, balita, dan lanjut usia. “Kita mengakui sejak krisis ekonomi tahun 1997 jumlah penduduk miskin di Indonesia meningkat”. Kata Azrul Azwar dari Direktorat Jenderal Bina kesehatan Depkes di Semarang. Ia mengatakan, kemiskinan yang terjadi di Indonesia menyebabkan cakupan gizi rendah, pemeliharaan kesehatan kurang, lingkungan buruk, dan biaya untuk berobat tidak ada. Akibat terkena penyakit, katanya pada lokakarya “Pengentasan Kemiskinan Melalui Pengembangan Industri Agromedicine Terpadu”, menyebabkan produktivitas rendah, penghasilan rendah dan pengeluaran bertambah.
Kemiskinan memang tidak pernah berhenti dan tidak bosan menghancurkan cita-cita masyarakat Indonesia khususnya para generasi muda. Kemiskinan sudah banyak “membutakan” segala aspek seperti pendidikan. Sebagian dari penduduk Indonesia lantaran keterbatasan ekonomi yang tidak mendukung, oleh contoh kecil yang terjadi di lapangan banyak anak yang putus sekolah karena menunggak SPP, siswa SD yang nekat bunuh diri karena malu sering ditagih oleh pihak sekolah, anak di bawah umur bekerja keras dengan tujuan memberi sesuap nasi untuk keluarganya, dll.
Bagaimana Indonesia mau maju kalau generasi muda yang seharusnya sekolah sekarang ikut merasakan korban faktor kemiskinan.
Sekarang kemiskinan juga sudah memberikan dampak mulai dari tindak kriminal, pengangguran, kesehatan terganggu, dan masih banyak lagi. Kemiskinan memang dapat menyebabkan beragam masalah tapi untuk sekarang masalah yang paling penting adalah bagaimana caranya anak-anak kecil yang sama sekali tidak mampu dapat bersekolah dengan baik seperti anak-anak lainnya. Pertama itulah masalah yang harus dipecahkan oleh pemerintah karena jika masalah itu tidak dapat dibereskan maka akan muncul masalah-masalah baru yang lebih banyak lagi. Dan juga banyak orang-orang miskin terkena penyakit tapi mereka sulit untuk berobat ke dokter karena mahal, walapun pemerintah sudah memberikan kartu kemiskinan tapi itu tidak menjamin di rumah sakit.
Menghilangkan kemiskinan
Tanggapan utama terhadap
kemiskinan adalah:
- Bantuan kemiskinan, atau membantu secara langsung kepada orang miskin. Ini telah menjadi bagian pendekatan dari masyarakat Eropa sejak zaman pertengahan.
- Bantuan terhadap keadaan individu. Banyak macam kebijakan yang dijalankan untuk mengubah situasi orang miskin berdasarkan perorangan, termasuk hukuman, pendidikan, kerja sosial, pencarian kerja, dan lain-lain.
- Persiapan bagi yang lemah. Daripada memberikan bantuan secara langsung kepada orang miskin, banyak negara sejahtera menyediakan bantuan untuk orang yang dikategorikan sebagai orang yang lebih mungkin miskin, seperti orang tua atau orang dengan ketidakmampuan, atau keadaan yang membuat orang miskin, seperti kebutuhan akan perawatan kesehatan.
Tanggapan :
Kemiskinan yang terjadi di
Indonesia sudah lama terjadi , namun sampai sekarang pemerintah belum bisa
menemukan cara yang lebih tepat dalam mengatasi kemiskinan yang terjadi ,
sebagai contoh masih banyak pengangguran, masih banyak rakyat kecil yang kurang
mampu dan kelaparan sehingga mereka harus mengemis di jalan , masih terdapat
rumah-rumah kumuh karena banyak pendatang yang datang ke Jakarta dan mereka
tidak mampu untuk membeli rumah yang mahal sehingga mereka membangun rumah di
pinggiran kali.
Saran :
Pemerintah harus lebih cepat
tanggap terhadap masalah kemiskinan yang terjadi di Indonesia , dan kesadaran
para warga masyarakat yang kurang mampu agar bisa melihat dengan baik peluang
serta usaha untuk merubah hudupnya menjadi leih layak, untuk para pendatang
baru sebaiknya lebih dipikirkan lagi untuk mencari kerja di Jakarta, jangan
selalu beranggapan kalau mencari kerja di Jakarta itu mudah, tetapi sekarang
malah sebaliknya, dan sebaiknya pemerintah membuat peluang usaha baru untuk
para pengangguran supaya tidak bertambah lagi pengangguran di Indonesia.
Sumber :
http://id.scribd.com/doc/30565394/fakor-penyebab-kemiskinan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar