Nama : Syifa Wati
Kelas : 2EA01
Resume : Buku Satanic Finance
Penulis : Dr Ahmad Riawan Amin
SATANIC FINANCE
Pada
mulanya krisis ekonomi telah terjadi pada tahun 1997, krisis ini bermula dari
lemahnya mata uang Bath Thailand terhadap dolas AS, yang kemudian seperti bada
cepat merembet ke negara-negara lain termasuk Indonesia. Tiba-tiba begitu
banyak orang,perusahaan, bahkan negara yang utangnya menumpuk karena mata uang
domestik terdepresiasi terhadap mata uang asing. Pada saat itu yang kemarin
kaya tiba-tiba jatuh miskin dan yang kemarin miskin manjadi lebih celaka.
Banyak orang yang tiba-tiba menganggur karena terkena dampak rasionalisasi.
Hidup masyarakat menjadi lebih sulit. Tanggapan dari beberapa ekonom pun
bermunculan, ada yang berpendapat bahwa perkembangan ekonomi di raih oleh
macan-macan Asia itu hanya perkembangan semu dengan alasan karena pertumbuhan
ekonomi yag dicapai tidak ditopang dengan fundamental ekonomi yang kuat. Lebih
bersumber dari memeras keringat (perspiring) seperti ditunjukkan oleh ekspor
yang didominasi pengelolahan bahan mentah menjadi bahan jadi atau setengah jadi
dengan nilai rendah. Bukan ditarik oleh yang mempunyai nilai tambah
(inspiring). Namaun faktanya, ekonomi Indonesia yang semula diprediksi lebih
memiliki fundamental ekonomi yang kuat, kenyatannya rupiah yang paling babak
belur diantara mata uang kawasan yang terdepresiasi.
Ada
pula yang berpendapat bahwa kehancuran ekonomi itu karena sistem ekonomi.
Seperti yang telah ditegaskan oleh Joseph A Schumpeter, tak berarti selain dari
kerusuhan dan hura-hura (turmoil). Ibarat balon yang terus dipompa. Ia akan
terus menggelembung. Orang-orang pun menyangka ekonomi akan terus tumbuh.
Padahal, kemampuan sektor rill untuk tumbuh ada batasnya. Sementara sektor
moneter yang setiap saat bisa menggandakan uang jauh meninggalkan sektor rill.
Ketidakseimbngan inilah yang akhirnya bisa meletus setiap saat.
Jadi,
ketika gelembung balon ekonomi yang terus dipompa itu tidak lagi kuat menahan
beban, letupan besar pun terjadi. Itulah krisis ekonomi. Itulah hura-hura yang
dampaknya terjadi bisa jauh menyengsarakan dari perang.
Itulah
yang sudah diperinagti Al-Qur’an yang abad lalu telah memperingatkan manusia
tentag ketidakstabilan ini. “orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak
dapat berdiri melainkan seperti berdirinyaorang yang kemasukkan setan lantaran
(tekanan) penyakit gila. (QS. Al-Baqarah (2) : 275). Saat inilah bunga atau
riba adalah kepastian. Bunga (interest) adalah semacam charge yang wajar.
Begitulah sitem ini berlaku. Namun, sebenarnya bunga tidak berdiri sendiri.
Instrumen bunga muncul dan semakin mengambil peranan dalam ekonomi ketika
manusia melakukan revolusi moneter. Disebut seperti itu karena transaksi yang
biasa di wakili denagn logamberharga, lalu diganti dengan secarik kertas yang
tiada berharga. inilah awal revolusi, dimana semua manusia menggunakan mata
uang kertas (fiat money). Dan muncul lagi yaitu persyratan cadangan wajib
(fractional reserve requipment), dan puncaknya adalah berlakunya sitem bunga
(interest) yang sudah dilarang oleh semua agama. Ketiga hal ini bersama-sama
saling berkelindan menciptakan sistem ekonomi yang rentan. Ketiganya membentuk
pilar setan (Three Pillars of Evil) yang mengancam kestabilan ekonomi jangka
panjang.
Setelah
adanya ketiga pilar setan tersebut banyak bermunculan istilah baru yaitu adanya
hutang, pinjaman, dll. Namun akhirnya muncullah sebuah pendapat penolakkan pada
sitem ekonomi yang telah berjalan yaitu dengan mengadakan bank syariah. Arti
syariah disini bukan arti yang sama seperti pandangan islam. Dalam pandangan
agama Islam syariah itu adalah aqidah,syariah,ibadah, dan akhlak. Dimana dalam
hukum syariah telah dilarang adanya bunga atau riba dan menerapkan sistem bagi
hasil. Dan dengan ekonomi syariah dapat menyelamatkan perekonomian di dunia.
ekonomi kapitalisme bertahan hingga saat ini karna ada negara yang menopang. bagaimana dengan ekonomi Islam diterapkan sementara tidak ada negara yang menopang? apakah dengan ekonomi syariah diterapkan disistem demokrasi skarang mampu menyejahterahkan rakyat?
BalasHapus