Penurunan harga minyak telah mengguncang pasar mulai dari ruble Rusia hingga naira Nigeria dan mengecilkan anggaran pemerintah di negara-negara produsen seperti Venezuela dan Ekuador. Namun kejatuhan minyak juga telah meningkatkan cadangan minyak mentah darurat milik China dan membantu memperkecil subsidi bahan bakar di India dan Indonesia.
OPEC telah mengatakan bahwa mereka tidak akan memangkas suplai untuk mempengaruhi harga, malahan mereka lebih cenderung berusaha untuk mempertahankan pangsa pasar di tengah lonjakan minyak shale AS yang belum pernah terjadi sebelumnya.
"Untuk tahun ini, faktor terbesar yang menggiring harga minyak turun adalah produksi minyak shale AS yang diikuti oleh perang harga," kata analis komoditas di Samsung Futures Inc., Hong Sung Ki, seperti dikutip dari Monex, Kamis (1/1/2015).
"Kemungkinan adalah AS membatasi outputnya, mungkin hanya itu satu-satunya yang akan mengubah tren harga. Namun itu belum dilakukan, jadi kita kemungkinan akan melihat penurunan lebih lanjut," tambah dia.
Minyak berjangka tergelincir 1,4 persen di New York, dan menyebabkan kerugian 46 persen pada 2014. Cadangan minyak mentah Amerika pada saat ini diperkirakan naik ke level tertinggi dalam lebih dari tiga dekade.
Sumber : http://economy.okezone.com/read/2015/01/01/213/1086642/pertempuran-as-opec-penyebab-minyak-alami-penurunan-terbesar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar