Rabu, 25 Desember 2013

Perjalanan Waktu


Perjalanan Waktu

Awalnya begitu manis..
Awalnya begitu indah..
Awalnya begitu bahagia..
Awalnya beitu ceria..
Namun, di kala waktu terus berjalan dan berganti..
Semua berubah..
Berubah menjadi kelabu..
Berubah menjadi pahit..
Berubah menjadi sedih..
Sampai akhirnya airmatalah yang turun,
Turun membasahi wajah ini..

Kenangan Yang Berlalu


Kenangan Yang Berlalu

Dulu.. semua ini penuh dengan warna.
Penantian yang diharapkan semakin jelas terlihat.
Penantian yang sangat panjang.
Yaa.. sangat panjang.
Tapi, ketika harapan itu mulai terlihat dengan sangat jelas,
Dia perlahan menghilang..
Satu persatu.. detik demi detik..
Jam demi jam.. hari demi hari..
Semuanya kian berlalu..
Secercah harapan kini hanya menjadi sebuah kenangan .
Kenangan yang berlalu..

Bahagia itu sederhana


Bahagia itu sederhana

Bahagia itu sederhana..
Dimana kita dapat melihat orang lain tersenyum..
Bahgia itu sederhana..
Dinama kita dapat melihat orang yang kita sayang bahgia..
Bahagia itu sederhana..
Dimana kita dapat membahagiakan orang yang kita sayang.
Bahagia itu sederhana..
Dimana  kita dapat berkumpul dengan orang yag kita sayang..
Bahagia itu sederhana..
Dimana kita dapat membagi kebahagiaan kita dengan orang lain..
Bahagia itu sederhana..
Dimana kita dapat meraih sebuah kesuksesan..
Bahgia itu sederhana..
Dimana kita dapat mengkontrol diri kita sendiri..

Arti Cerita


Arti Cerita

Apalah arti sebuah cerita..
Bila akhirnya adalah kesedihan..
Apalah arti sebuah cerita..
Bila akhirnya adalah kepedihan..
Apalah arti sebuah cerita..
Bila akhirnya adalah airmata..
Apalah arti sebuah cerita..
Bila akhirnya adalah kesakitan.
Apalah artinya sebuah cerita..
Bila akhirnya adalah penderitaan..
Apalah arti sebuah cerita..
Bila akhirnya adalah kepenatan..

Minggu, 01 Desember 2013

Resume Buku Satanic Finance


Nama : Syifa Wati
Kelas : 2EA01
Resume : Buku Satanic Finance
Penulis : Dr Ahmad Riawan Amin

SATANIC FINANCE

Pada mulanya krisis ekonomi telah terjadi pada tahun 1997, krisis ini bermula dari lemahnya mata uang Bath Thailand terhadap dolas AS, yang kemudian seperti bada cepat merembet ke negara-negara lain termasuk Indonesia. Tiba-tiba begitu banyak orang,perusahaan, bahkan negara yang utangnya menumpuk karena mata uang domestik terdepresiasi terhadap mata uang asing. Pada saat itu yang kemarin kaya tiba-tiba jatuh miskin dan yang kemarin miskin manjadi lebih celaka. Banyak orang yang tiba-tiba menganggur karena terkena dampak rasionalisasi. Hidup masyarakat menjadi lebih sulit. Tanggapan dari beberapa ekonom pun bermunculan, ada yang berpendapat bahwa perkembangan ekonomi di raih oleh macan-macan Asia itu hanya perkembangan semu dengan alasan karena pertumbuhan ekonomi yag dicapai tidak ditopang dengan fundamental ekonomi yang kuat. Lebih bersumber dari memeras keringat (perspiring) seperti ditunjukkan oleh ekspor yang didominasi pengelolahan bahan mentah menjadi bahan jadi atau setengah jadi dengan nilai rendah. Bukan ditarik oleh yang mempunyai nilai tambah (inspiring). Namaun faktanya, ekonomi Indonesia yang semula diprediksi lebih memiliki fundamental ekonomi yang kuat, kenyatannya rupiah yang paling babak belur diantara mata uang kawasan yang terdepresiasi.
Ada pula yang berpendapat bahwa kehancuran ekonomi itu karena sistem ekonomi. Seperti yang telah ditegaskan oleh Joseph A Schumpeter, tak berarti selain dari kerusuhan dan hura-hura (turmoil). Ibarat balon yang terus dipompa. Ia akan terus menggelembung. Orang-orang pun menyangka ekonomi akan terus tumbuh. Padahal, kemampuan sektor rill untuk tumbuh ada batasnya. Sementara sektor moneter yang setiap saat bisa menggandakan uang jauh meninggalkan sektor rill. Ketidakseimbngan inilah yang akhirnya bisa meletus setiap saat.
Jadi, ketika gelembung balon ekonomi yang terus dipompa itu tidak lagi kuat menahan beban, letupan besar pun terjadi. Itulah krisis ekonomi. Itulah hura-hura yang dampaknya terjadi bisa jauh menyengsarakan dari perang.
Itulah yang sudah diperinagti Al-Qur’an yang abad lalu telah memperingatkan manusia tentag ketidakstabilan ini. “orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinyaorang yang kemasukkan setan lantaran (tekanan) penyakit gila. (QS. Al-Baqarah (2) : 275). Saat inilah bunga atau riba adalah kepastian. Bunga (interest) adalah semacam charge yang wajar. Begitulah sitem ini berlaku. Namun, sebenarnya bunga tidak berdiri sendiri. Instrumen bunga muncul dan semakin mengambil peranan dalam ekonomi ketika manusia melakukan revolusi moneter. Disebut seperti itu karena transaksi yang biasa di wakili denagn logamberharga, lalu diganti dengan secarik kertas yang tiada berharga. inilah awal revolusi, dimana semua manusia menggunakan mata uang kertas (fiat money). Dan muncul lagi yaitu persyratan cadangan wajib (fractional reserve requipment), dan puncaknya adalah berlakunya sitem bunga (interest) yang sudah dilarang oleh semua agama. Ketiga hal ini bersama-sama saling berkelindan menciptakan sistem ekonomi yang rentan. Ketiganya membentuk pilar setan (Three Pillars of Evil) yang mengancam kestabilan ekonomi jangka panjang.
Setelah adanya ketiga pilar setan tersebut banyak bermunculan istilah baru yaitu adanya hutang, pinjaman, dll. Namun akhirnya muncullah sebuah pendapat penolakkan pada sitem ekonomi yang telah berjalan yaitu dengan mengadakan bank syariah. Arti syariah disini bukan arti yang sama seperti pandangan islam. Dalam pandangan agama Islam syariah itu adalah aqidah,syariah,ibadah, dan akhlak. Dimana dalam hukum syariah telah dilarang adanya bunga atau riba dan menerapkan sistem bagi hasil. Dan dengan ekonomi syariah dapat menyelamatkan perekonomian di dunia.